Opini
LampungKu39, Bandar Lampung – Dinamika politik menjelang Pilkada Lampung pada 27 November 2024 ini masih simpang siut karena bukan rahasia pemenang pemilu pada 2014 dan 2019 dipengaruhi sokongan dana PT. Sugar Grup Company yang menguasai lahan di sini hampir seluas Singapura.
Dari obrolan politik warung kopi, sah-sah saja menjalankan roda politik dari sumbangan dana para pengusaha. Jadi wajar para calon kepala daerah berebut atensi untuk mendapat dukungan pengusaha.
Kandidat yang kuat untuk mendapat dukungan dari pengusaha itu saat ini sepertinya mengarah kepada bakal calon gubernur Lampung dari Partai Golkar Hanan A Rozak.
Hanan lebih berani tampil daripada nama-nama seperti Mukhlis Basri (PDI P), Umar Ahmad (PDI P) dan Rahmat Mirzani Djausal dari Partai Gerindra maupun Incombent Arinal Djunaidi dari Golkar.
Hanan telah mengambil formulir pendfataran di PDI Perjuangan dan Partai Amanat Nasional (PAN) sehingga menjadikannya orang pertama yang serius mencalonkan diri sebagai guberner, karena sudah jelas dia menolak untuk menjadi calon wakil gubernur saat diwawancara di kantor DPD PDI Perjuangan.
Sepertinya Hanan sudah mendapat lampu hijau dari penyokong dana itu. Dia merupakan orang yang juga dekat dengan Nyonya Lee.
Apalagi ia dicalonkan oleh Golkar, sama seperti Arinal Djunaidi dan Golkar merupakan partai yang mendukung Prabowo-Gibran dalam kontestasi Pilpres sehingga muncul asumsi bahwa mendukung Golkar merupakan langkah pasti mengamankan ekonomi gula.
Geliat politik yang juga terus digalakkan Hanan mau tidak mau telah mengubah persepsi menjelang Pilkada 2024. Yang tadi hanya ada nama Umar Ahmad sebagai kandidat terkuat mendapat sumbangsih PT SGC karena latar belakangnya yang dekat perusahaan itu, maka suka tidak suka kini ia mulai terpinggirkan sebagai bakal calon gubernur.
Terlebih PDI Perjuangan saat ini sedang down atas kekalahan pada Pilpres dan penurunan suara pada Pemilu 2024 ini. Mereka masih simpang siur untuk menjalankan politiknya sendiri.
Kemungkinan paling besar, PDI Perjuangan hanya mencalonkan Bakal Cawagub, yakni Umar Ahmad yang berpasangan dengan Hanan A Rozak.
Duet Golkar dan PDI Perjungan bukan suatu masalah. Partai ini menjadi pendukung parlemen. Apalagi melihat dari kacamata Wong Cilik dan Golongan Karya, koalisi Golkar dan PDI Perjuangan bisa melakukan pembangunan yang relevan bagi perjuangan orang-orang kecil.***