Penyebab Banjir di Bandar Lampung

LampungKu39,Bandar Lampung – Bandar Lampung menjadi salah satu daerah yang rawan banjir saat musim hujan. Intensitas hujan yang tinggi kerap menyebabkan beberapa titik jalan dan pemukiman warga terendam genangan air. Akibatnya mobilitas masyarakat menjadi terganggu hingga mengalami kerugian materil.

 

Ahli Hidrologi Universitas Lampung, Prof Dyah Indriana Kusumastuti, menyebut ada tiga sebab Kota Tapis Berseri menjadi daerah langganan banjir.

 

“Penyebabnya datang dari masalah drainase, daerah resapan air yang minim, dan alih fungsi lahan yang marak,” kata Guru besar Fakultas Teknik itu, kepada Lampost.co, Minggu, 25 Februari 2024.

Menurutnya, daerah resapan air di Bandar Lampung saat ini banyak berkurang akibat pembangunan. Meski pembangunan hal penting, pemerintah dan masyarakat tidak boleh abai dalam memperhatikan aspek low impact development.

“Artinya pembangunan itu harus memberikan dampak yang rendah terhadap lingkungan. Itu hal yang harus disoroti bersama,” ujarnya.

 

Pasalnya, daerah resapan sangat penting untuk meneruskan air hujan masuk ke dalam tanah. Kehadiran embung atau kolam-kolam penampungan air itu punya peran sentral dalam menghalau air bah yang turun akibat curah hujan tinggi.

“Daerah resapan ini tentu saja akan memperkecil koefisien limpahan air dan itu berkaitan dengan kondisi lahannya,” kata dia.

 

Input curah hujan yang tinggi juga tidak bisa lepas dari drainase. Tutupan lahan menyebabkan tidak semua air hujan mampu terserap ke tanah. Air yang tidak terserap itu akan menimbulkan limpahan air yang tidak bisa terkendali sehingga meluap ke pemukiman.

“Kapasitas tampung drainase harus cukup dan alirannya harus tidak tersumbat sampah. Jika tersumbat air tidak bisa menemukan jalan keluar dan akhirnya meluap,” ujarnya.

Selain itu, masalah alih fungsi lahan pada bukit-bukit yang ada seharusnya bisa menjadi daerah resapan air alami. Namun, kini banyak beralih fungsi menjadi perumahan dan lokasi wisata. Padahal bukit memiliki peran penting dalam menurunkan koefisien limpasan.

“Kalau terjadi alih fungsi lahan daerah bukit-bukit itu akan meningkatkan koefisien limpahan. Sehingga air bah yang datang tidak sempat terserap dan akan langsung melimpas,” ujarnya.

Regulasi Tegas

Ahli Tata Kelola Air Institut Teknologi Sumatera, Muhammad Hakiem Sedo Putra, mengatakan pemerintah perlu melakukan serangkaian evaluasi guna meminimalisasi daerah rawan banjir di Bandar Lampung.

Ia meminta pemerintah dapat lebih memperhatikan saluran infrastuktur pembangunan drainase dari segi kapasitas serta perbaikan dan pelebaran saluran air yang rusak.

 

 

Related posts