Tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb) memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar lemak dalam darah. Efek penurunan kadar lemak dalam darah ini disebabkan oleh kandungan katekin yang terdapat dalam daun gambir.
Penelitian manfaat tanaman gambir tersebut dilakukan Nanang Yunarto untuk meraih gelar Doktor Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia (UI), yang disampaikan dalam sidang terbuka promosi doktor di Jakarta, beberapa waktu lalu. Penelitian tersebut dilakukan di bawah bimbingan Guru Besar Fakultas Farmasi UI Berna Elya dan Rani Sauriasari, serta profesor riset dengan kepakaran bidang epidemiologi dan biostatistik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laurentia Konadi.
Menurut Nanang, seperti dikutip dari laman UI, Senin (29/1/2024), kolesterol tinggi dan lemak darah dapat menjadi pemicu serius penyakit kardiovaskular dan jantung koroner. Sampai saat ini, pengobatan kolesterol melibatkan penggunaan obat-obatan kimia, seperti golongan statin yang dapat berisiko untuk menimbulkan efek samping jika digunakan dalam jangka waktu yang panjang.
Dengan temuan ini, gambir berpotensi sebagai alternatif alami yang efektif dan aman untuk menangani masalah lemak darah tinggi,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, sekitar 20 persen penderita stroke disebabkan oleh kelebihan kolesterol, dan 50 persen kasus jantung koroner dikarenakan kolesterol tinggi. Kolesterol sebenarnya adalah zat yang dibutuhkan tubuh untuk pengangkutan lemak dan pembentukan hormon. Namun, jumlah kolesterol yang berlebihan akan menghambat peredaran darah dan menjadi gerbang berbagai penyakit.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2022, penderita kolesterol di Indonesia mencapai 28 persen dari total jumlah penduduk. Guna mendukung kekayaan alam Indonesia untuk pengembangan ilmu farmasi dan masyarakat, penelitian tentang tanaman gambir ini mendapatkan dukungan pendanaan riset sebesar Rp 300 juta.
Nanang yang berhasil memperoleh gelar Doktor Ilmu Farmasi dengan predikat summa cumlaude menjelaskan, penelitian dilakukan dengan uji klinik fraksi etil asetat daun gambir dalam bentuk tablet salut selaput. Produksi tablet salut selaput fraksi etil asetat daun gambir dilakukan pada skala produksi menggunakan fasilitas industri yang memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOTB) di PT Deltomed Laboratories.
Hasil uji klinik membuktikan, kombinasi simvastatin 10 mg dan 2 tablet salut selaput fraksi etil asetat daun gambir (dosis 1.000 mg) memberikan hasil terbaik dalam menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, low-density lipoprotein (LDL), dan meningkatkan kadar high-density lipoprotein (HDL). Dari sisi keamanan, penggunaan tablet ini aman selama 12 minggu, tidak memengaruhi fungsi organ vital, dan tidak menunjukkan efek samping merugikan pada pasien.
”Dengan temuan ini, gambir berpotensi sebagai alternatif alami yang efektif dan aman untuk menangani masalah lemak darah tinggi,” kata Nanang.
Fraksi ekstrak daun gambir, lanjut Nanang, menjanjikan sebagai produk herbal fitofarmaka dan dapat menjadi alternatif yang efektif serta aman untuk menangani masalah lemak darah tinggi. Dengan produksi ekstrak gambir mencapai hampir 27.000 ton setiap tahunnya di Indonesia, ketersediaan bahan baku ini sangat mencukupi untuk produksi produk fitofarmaka ekstrak daun gambir secara mandiri. Hal ini tentunya dapat mendukung program pemerintah dalam percepatan pengembangan fitofarmaka dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku.
”Penelitian ini diharapkan dapat mendukung percepatan pengembangan produk fitofarmaka asli Indonesia, mengurangi ketergantungan impor bahan baku, serta memberikan wawasan kepada kita untuk mengolah bahan baku alam menjadi sediaan herbal yang aman bagi masyarakat,” ujar Berna.
Temulawak dan sambung nyawa
Penelitian untuk memanfaatkan kekayaan alam guna mengatasi kolesterol di tahun 2014 juga dilakukan oleh peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM). Lewat penelitian Guru Besar fakultas Farmasi UGM Zullies Ikawati bersama timnya, ditemukan formula baru untuk mengurangi kolesterol dalam tubuh. Formula ini merupakan kombinasi hasil daun sambung nyawa dengan temulawak.
Temulawak mampu menurunkan kadar kolesterol, sementara daun sambung nyawa (Gynura procumbens) bisa meningkatkan HDL serta menurunkan LDL. Penelitian mencoba menyinergiskan kedua bahan ini.
Sambung nyawa dipilih sebagai bahan baku formulasi karena kandungan flavonoid yang efektif menurunkan kolesterol. Selain itu, tanamannya mudah tumbuh. Masyarakat pun menggunakan sambung nyawa untuk dijadikan lalapan.
Dari pengujian pre-klinis dengan menggunakan tikus yang diberi pakan lemak tinggi, hasilnya positif, bisa menurunkan kadar kolesterol dan kolesterol total, kemudian meningkatkan HDL dan menurunkan LDL, juga menurunkan trigliserida. Produk herbal ini dikemas dalam bentuk sirup kemasan saset.