Apriliwanda: Bawaslu Pangkas Isu Hoax & Sara di Media Sosial

LAMPUNGKU39– Sosial Media (Sosmed) tak terpungkiri telah menjadi sarana populer dan mutakhir dalam menyampaikan aspirasi masyarakat, bahkan terkadang mengalahkan sekaliber media masa mainstream.

Dalam kontestasi politik contohnya, kontestan pemilu pun antusias dan bersemangat menggelontorkan dana kampanye. Ngerinya, dana itu diperuntukan Black CampaignÂdalam media sosial.

Dasar itulah yang menggerakkan Ketua Bawaslu Kota Bandar Lampung, Apriliwanda untuk mengajak mahasiswa menelusup dunia maya, tapi bukan semata demi eksistensi— melainkan menjaga marwah pemilu jujur dan adil pada 14 Februari 2024 mendatang.

“Teman-teman Generasi Z yang hariannya lebih banyak bersosial media, harus bisa menghalau maraknya berita hoax dan black campaigndalam media sosial. Caranya bagaimana? Bawaslu sendiri sudah bekerjasama dengan berbagai platform media sosial,” ungkap Apriliwanda dalam seminar bertema Peran Mahasiswa Guna Menuju Pesta Demokrasi yang terselenggara di Kampus Universitas Tulang Bawang, Kota Bandar Lampung pada Selasa, 23 Januari 2023.

Mahasiswa enggak perlu ragu atau gamang untuk melaporkan kecurangan pemilu 2024. Bawaslu sudah bekerjasama dengan berbagai platform sosmed sehingga mereka dapat merekomendasi takedown konten beraliran sara atau kampanye hitam.

“Bawaslu RI sudah bekerjasama hampir dengan seluruh platform media sosial di Indonesia seperti FB, Tik Tok hingga Twitter, sehingga jika terjadi hal-hal yang memantik sara atau hoax maka kita bisa merekomendasikan konten tersebut agar di-takedown,” terangnya.

Akan tetapi ia tak menampik, jika masih ada platform media sosial yang belum terjamah kerja-kerja pengawasan pemilu karena alasan bisnis swasta atau perseorangan dari luar Indonesia.

“Platform media sosial ini kan bukan milik negara apalagi Bawaslu. Mereka mengedepankan orientasi bisnis. Jadi tidak semua platform bisa dengan muda diajak bekerjasama. Tapi kawan-kawan mahasiswa bisa bandingkan banyaknya hoax dan sara pada tahun 2024 ini dengan tahun-tahun sebelumnya,” ungkapnya.

Memang, isu-isu seperti gerakan-gerakan terlarang pasca kemerdekaan hingga orde baru tidak begitu menggeliat. Saat ini yang kerap muncul di beranda medsos lebih mengedepankan rekam jejak dan tindak tanduk peserta smjjpemilu 2024.***

Related posts