Lampungku39, Lampung Selatan– Pencegahan stunting di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2022 turun hingga menyentuh 9,9 persen, jauh lebih rendah dari kondisi sebelumnya yaitu 16,3 persen pada tahun 2021.
capaian pada tahun 2022 ini sangat luar biasa, angka prevalensi stunting menyentuh 9,9 persen, turun 6,4 persen dari tahun sebelumnya , ini adalah bukti hasil kerja sama bersama seluruh elemen pemerintah dan masyarakat yang sudah semakin sadar diri akan menjaga kesehatan dilingkungan nya.
Demikian disampaikan wakil ketua bidang anak jalanan dan anak terlantar KNPI Provinsi Lampung, Farah Nuriza Amelia yang juga calon anggota DPD RI 2024-2029 saat acara silaturahmi bersama relawan dan PKPM di desa Margo Sari, Kecamatan Jati agung Kabupaten Lampung Selatan
Mbak Farah – sapaan akrabnya – mengatakan bahwa penurunan angka prevalensi stunting sangat penting karena terkait dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainability Development Goals (SDGS) yang ketiga yaitu kehidupan sehat dan sejahtera. “Artinya, ketika kita merdeka dari stunting, kita merdeka untuk mencapai kehidupan yang sehat dan mencapai kesejahteraan,” ujarnya.
Mbak Farah juga menjelaskan saat ini pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting turun menjadi 14% di tahun 2024. Data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukan angka stunting secara nasional sudah mengalami penurunan sebesar 2,8% dari 24,4% pada 2021 menjadi 21,6% pada 2022. Namun, angka tersebut masih di atas standar yang ditoleransi Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu di bawah 20%, serta masih jauh dari target pemerintah yakni 14% pada 2024. “Tentu saja dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, kita harus bekerja keras untuk menurunkan angka prevalensi stunting tersebut,” jelasnya.
Guna mencapai target 2024, lanjutnya, pemerintah terus mendorong keterlibatan generasi muda agar memahami bahaya dari stunting dan cara pencegahannya. Pasalnya, generasi mudalah yang kelak akan melahirkan generasi sehat dan bebas stunting.
“Untuk melahirkan generasi prima di masa depan, pencegahan stunting menjadi keharusan. Pemerintah saat ini terus mengurangi persentase stunting. Penanganan yang serius pada stunting berkorelasi terhadap lahirnya generasi unggul di masa depan,” ujarnya.
Menurut Farah, generasi muda menjadi salah satu target utama dalam kampanye pencegahan stunting di Indonesia. Karena itu, pemerintah saat ini terus mengamplifikasi pesan kunci cegah stunting melalui ajakan, sosialisasi, dan edukasi kepada target khalayak muda seperti remaja perempuan, mahasiswa, dan calon pengantin khususnya di kabupaten/kota dengan angka stunting yang masih tinggi, berdasarkan hasil survey status gizi Indonesia tahun 2022 dikabupaten Lampung Selatan sangat luar biasa yang mana penurunan angka 6,4 persen ini adalah salah satu buktinya
“Kita berharap, dengan edukasi seputar pencegahan stunting ini, pasangan suami istri muda semakin memahami cara mengasuh dan merawat anak bawah dua tahun, agar nantinya anak-anak mereka tumbuh secara sehat, cerdas, dan bebas dari stunting,” jelas Farah, saat menutup pembicaraan(*).